Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Senin, 27 September 2010

Al bani ooohh Al bani

Tidak di pungkiri, Kehebatan Syaih Nashiruddin Al
Albani dalam bidang Ilmu Hadsit telah menggemparkan Dunia. Penelitian Dia
atas Shohihain dn Kitab2 Hadist yg lain, membuahkan Kesimpulan yg sangat
memukau, Sungguh adalah Keberanian yg sangat spektakuler ketika Albani
menuangkan Ijtihadnya dalam Fatwa2 berikut :

1) Menetapkan bhw Allah di liputi oleh lingkaran segala arah dalam Kitabnya
“Shahih Al Targhib wa Al Tarhib 1/116” dn dalam Kitabnya yg lain “ Al ‘Aqidah
Al Thohawiyyah Syarah wa Ta’liq Al Albani 27” Dia tuliskan من قال إن الله يرى لا في جهة فليراجع
عقله Barang siapa yg
mengatakan Allah bisa di lihat tidak dalam Arah, maka harap periksa Akalnya.

2) Mengkafirkan dn mensyirikkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah
dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya “at-Tawassul” hal
70, 73, 25. 3) Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam
Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar
masjid sebagaimana ditulis dalam kitabnya “Tahdzir as-Sajid” hal. 68-69,

4) Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis dalam
kitabnya “Salsalatul Ahadits Al-Dlo’ifah” hadits no: 83.

5) Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat
“Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan
Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam
kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.

6) Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang
Yahudi sebagaimana dalam kitabnya “Fatawa al Albani”.

7) Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi
sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.

8) Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung,giwang,anting,
gelang emas sebagaimana dia tulis dalam kitabnya “Adaab az-Zafaaf “ hal
132.

9) Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di
bulan Ramadan sebagaimana ia katakan dalam kitabnya “Qiyam Ramadhan” hal.22.

10) Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebagaimana
disebutkan dalam kitabnya yang berjudul “al Ajwibah an-Nafiah”.

11) dll

Namun demikian, sepandai2 Tupai meloncat pasti akan jatuh juga, banyak
para Ahli yg berhasil membongkar kecacatan hasil Ilmiyyah (Menurut dia) dg Ilmiyyah
pula, antara lain :

1. Muhaddits besar India, Habibur Rahman al-’Adhzmi dg Kitabnya “Albani
Syudzudzuhu wa Akhtha-uhu” (Albani, penyimpangan dan kesalahannya) dalam 4
jilid;

2. Dahhan Abu Salman dg Kitabnya “al-Wahmu wath-Thakhlith ‘indal-Albani fil
Bai’ bit Taqshit” (Keraguan dan kekeliruan Albani dalam jual beli secara
angsuran);

3. Muhaddits besar Maghribi, Syaikh Abdullah bin Muhammad bin as-Siddiq
al-Ghumari dg Kitabnya “Irgham al-Mubtadi` ‘al ghabi bi jawazit tawassul
bin Nabi fil radd ‘ala al-Albani al-Wabi”; “al-Qawl al-Muqni` fil radd ‘ala
al-Albani al-Mubtadi`”; “Itqaan as-Sun`a fi Tahqiq ma’na al-bid`a”;

4. Muhaddits Maghribi, Al Hafidz Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Muhammad bin
as-Siddiq al-Ghumari dg Kitabnya “Bayan Nakth an-Nakith al-Mu’tadi”;

5.Ulama Yaman, ‘Ali bin Muhammad bin Yahya al-’Alawi dg Kitabnya
“Hidayatul-Mutakhabbitin Naqd Muhammad Nasir al-Din”; (Petunjuk yg serampangan
Kritikan Muhammad Nashiruddin)

6. Muhaddits besar Syria, Syaikh ‘Abdul Fattah Abu Ghuddah dg Kitabnya
“Radd ‘ala Abatil wal iftira’at Nasir al-Albani wa shahibihi sabiqan
Zuhayr al-Syawish wa mu’azirihima” (Penolakan terhadap kebatilan dan pemalsuan
Nasir al-Albani dan sahabatnya Zuhayr al-Syawish serta pendukung keduanya);

7. Muhaddits Syria, Syaikh Muhammad ‘Awwama dg Kitabnya “Adab
al-Ikhtilaf” (Adab perbedaan) dan “Atsar al-hadits asy-syarif fi ikhtilaf
al-a-immat al-fuqaha”; (Atsar Hadist yg mulia dalam perbedaan para Imam2
fiqih).

8. Muhaddits Mesir, Syaikh Mahmud Sa`id Mamduh dg Kitabnya “Tanbih al-Muslim
ila Ta`addi al-Albani ‘ala Shahih Muslim” (Peringatan kepada Muslimin terkait
serangan al-Albani ke atas Shahih Muslim) dan “at-Ta’rif bil awham man farraqa
as-Sunan ila shohih wad-dho`if” (Penjelasan terhadap kekeliruan orang yang
memisahkan kitab-kitab sunan kepada shohih dan dho`if);

9. Muhaddits Arab Saudi, Syaikh Muhammad bin Ismail al-Ansari (Komisi
peneliti Tetap Fatwa Saudi Arabia) dg Kitabnya “Ta`aqqubaat ‘ala silsilat
al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a lil-Albani” (Kritikan atas buku al-Albani
“Silsilat al-ahadits adh-dha`ifa wal maudhu`a”); “Tashih Sholat at-Tarawih
‘Isyriina rak`ataan war radd ‘ala al-Albani fi tadh`ifih” (Kesahihan tarawih 20
rakaat dan penolakan terhadap al-Albani yang mendhaifkannya); “Naqd ta’liqat
al-Albani ‘ala Syarh at-Tahawi” (Sanggahan terhadap al-Albani atas ta’liqatnya
pada Syarah at-Tahawi”;

10. Ulama Syria, Syaikh Badruddin Hasan Diaab dg Kitabnya “Anwar
al-Masabih ‘ala dhzulumatil Albani fi shalatit Tarawih” (Nur yg terang atas
kegelapan Albani dalam Sholat Terawih).

Dan Bahkan seorang peneliti Ahli (Syaikh Hasan bin Ali Al Saqof) dalam Kitabnya
menemukan kecacatan fatal Al Albani mencapai 7000 kesalahan.

Albani sebenarnya secara tidak langsung pernah mengakui kesembronoannya dalam
menilai hadits. Ini dapat terlihat dg gamblang dalam kitab “taraji’ul
al’allamah al-albani fima nashsha ‘alaiyh tashhihan wa tadl’fan” (ralat albani
atas penjelasannya mengenai penilaian sahih dan dha’if). Dalam kitab ini,
albani megaku terus terang kesalahannya dalam menilai shaih dan dloifnya hadits
yg pernah ia tulis. Dalam kitab ini albani meralat penilaiannya atas 621 hadits
yg sebenarnya shohih tetapi ia nilai dlo’if dan sebaliknya. Jumlah kesslahan
621 bukan sedikit jika dikaitkan dg gelar “almuhaddits” yg disandangkan oleh
para pengikut2 yang Taqlid BUTA kepadanya. Masihkah layak disebut muhaddits? pantaskah disandingkan dg
nama besar Imam Suyuthi dan para hafidz hadits yg lain? Pengakuan ini dalam
satu sisi memang mengagumkan, karena dia secara terus terang mengaku
salah/keliru sebagai bentuk tanggung jawab, tetapi dari sisi lain juga
menunjukkan atas kapasitas albani yg sebenarnya dalam menilai hadits ternyata
tidak seperti yg di banggakan para pengikutnya.

Ataukah Harisma yg Dia peroleh semata karena keberuntungan Nasib ? hanya
karena Dia telah di Orbitkan oleh Kerajaan Saudi??? Entahlah.....(Atau mungkin Dia Adalah Salah Satu 'Ulama Suu Yang Paling Ditakuti Oleh Nabi Ada dalam Ummatnya)


Yg jelas menganggap Dia Sebagai Ahli  Hadits2 Adalah Kebodohan Yang Nyata!!

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates